Bumi telah bergejolak demikian
liarnya, manusia yang menghuni di atasnya juga terus saja mengalami peperangan
demi peperangan. Apalagi waktu telah beranjak hingga abad ke 25. Padahal pada
abad itu, peperangan antar Negara sudah tidak menggunakan meriam, tank, bom
atau senjata yang dianggap kuno lainnya. Tetapi mereka sudah menggunakan senjata
laser dan rudal nuklir. Korban jiwa
sudah mencapai ratusan juta di seantero bumi ini, belum lagi mereka yang harus menderita
sakit dan cacat karena terkontaminasi radioaktif.
Anehnya tidak ada satu pihakpun
yang mampu menghentikan ini semua, padahal sudah banyak kerugian yang diderita
umat manusia, bahkan kekayaan bumi seperti hutan, danau zat zat alam yag ada di
atmosfer dan kekayaan alami lainnya sudah demikian parahnya mengalami kerusakan.
Saat itu memang badan dunia PBB telah hilang dimakan ego manusia.
Namun di tengah hutan beton yang
terletak di tengah Pulau Jawa, masih hidup sekelompok masyarakat yang masih menjunjung
tinggi persahabatan antara satu dengan lainnya. Meski mereka hidup di tengah
kawasan yang mulai miskin oksigen dan
rusaknya lingkungan disana sini, namun mereka memandang kesulitan hidup mereka dengan hanya perasaan pasrah saja. Meski
mereka sudah tidak dilindungi hukum apapun, namun karena ketertindasan oleh
penguasa Mr. DevilMan dari negeri sebrang, mereka yang tertindas sangat kuat
menggalang persatuan dan persaudaraan. Tokoh penguasa yang satu ini dengan
kelicikan dan kecerdasan yang tinggi, mampu membentuk Gang Monster yang sangat kuat
dan berhasil merekrut bayak pengikut sehingga ditakuti di Pulau Jawa.
Dalam perut bumi Pulau Jawa,
masih banyak ditemukan mineral dan energi yang mampu membangkitkan ambisi Mr
DeviMan dengan bala tentaranya, untuk menguasai kekayaan itu. Niat jahat itu
mulai dijalankan, setelah Pulau Jawa dijatuhi bom nuklir ciptaan ilmuwan
suruhan Mr DevilMan itu sendiri, pada tanggal 15 Maret 2216 silam. Hingga saat
itu populasi manusia di pulau yang menawan ini hanya tinggal seperlima,
termasuk saudara saudara Galang yang tinggal di Bukit Tidar. Bukit yang dahulu
amat subur, kini tandus kering dan kerontang. Hanya terlihat tanggul-tanggul
beton untuk menghindari longsornya tanah yang miring. Sementara pohon pohon besar yang pada abad ke
20 masih berjajar dengan kokoh, kini berganti dengan pilar beton, menara baja
dan bangunan beton untuk jaringan listrik, komunikasi, pemukiman dan keperluan
manusia modern saat itu.
Kini sudah tidak ada lagi
gemercik air kali yang mengalirkan air gunung yang segar dan bersih, untuk
mengaliri tanaman padi di sawah yang hijau terhampar luas. Kali dan Sungai
hanya mengalirkan air yang berwarna hitam, penuh denga kotoran dan limbah
industri, bahkan terkadang sisa radioaktif yang pada abad itu dianggap sebagai
sampah biasa.
Oleh karena itu di lereng Bukut
Tidar, sudah jarang kita temui manusia yang bertubuh utuh seperti manusia pada abad ke 20 Di tengah
masyarakat seperti itulah Galang hidup bersama sama dengan mereka dan teman
teman seusianya. Meski bagi kehidupan Galang sudah tidak mengenal sawah ladang lagi, namun
mereka yang sebaya denganya, setiap hari tetap beramain di lereng lereng
Bukit Tidar yang terhampar rata, sehabis jam sekolah di rumah masing masing.
Pada abad itu sekolah tidak lagi
dilakukan di kelas tetapi mereka hanya duduk di rumah masing masing dengan
menghadap layar internet untuk mendapatkan pembelajaran dari guru jarak jauh. Semua
ulangan, PR dan tugas lainnya cukup
ditayang melalui internet dan hasil kegiatan mereka cukup dikirim melalui surat
elektronik. Di jaman yang sangat modern itu, mereka tidak sekolah di sekolah
masing masing, karena ancaman badai, angin siklon, hujan asam yang mampu
membuat luka di kulit tubuh. Ditambah lagi
2
kemanan di kawasan yang sangat
rawan akan membahayakan anak anak pergi
ke sekolah.
Galang mengikuti program sekolah
multimedia untuk jenjang sama dengan SMP
di abad ke 20. Usianya kini telah genap 15 tahun, namun Galang
berperawakan lebih tinggi dibanding dengan teman sebaya lainnya. Tapi tangan
kiri Galang telah diganti dengan tangan elektronik, karena jaringan otot pada
lengan kirinya telah rusak karena tadiasi, sedangkan wjahnya masih utuh seperti
wajah anak anak seusianya pada abad ke -20. Padaha semua wajah teman Galang
tidak utuh lagi. Sebagian dari mereka sudah ada yang menggunakan cangkok mata
elektronik, telinga elektronik dan lain sebagainya.
Bila mereka berkumpul di tengah
canda ria mereka, sering mereka mengamati gambar hologram anak anak seusianya yang
hidup pada 4 abad yang lalu. Dalam hati mereka semua nampak perasaan iri dan
keinginan mereka untuk menghijuakan kembali tanah hunian mereka dan semua
wilayah yang dahulu disebut dengan Indonesia. Nama Negara Indonesia hanya
mereka dengar dari cerita kakek nenek mereka, yang salah satu ceita diantaranya
adalah tentang Negara yang dahulunya tentram dan damai, hukum dan undang
undangnya betul betul dipatuhi rakyatnya, tidak seperti masa sekarang yang
mereka hadapi hanyalah kebringasan tentara robot yang dikendalikan oleh perwira
perwira pengikut Mr. DevilMan.
Seperti biasa siang itu udara
sangat panas, langit berwarna putih kemerahan. Angin bertiup kencang dan kering.
Mereka sehabat sahabat Galang seenaknya, melepas rasa gerah, sebentar sebentar
mereka meminum air kran yang bersih tak jauh dari mereka bercengkrama. Sudah
lama memang belum hujan, meski bila hujan turun mereka juga menderita. Karena
hujan saat itu sudah bercampur dengan bahan kimia dari atmosfer.
“Galang
sungguh senang kehidupan anak anak jaman
dahulu. Tubuh mereka masih utuh. Masih banyak mereka jumpai pohon dan tumbuhan,
sedangkan jaman sekarang tumbuhan telah lenyap dihancurkan debu nuklir ” seru
Bridgstone teman akrab
Galang sambil menunjukan buku
sejarah miliknya ke arah Galang.
“Tentu
Bridge, aku sendiri sering memandang foto foto keluarga dan orang tua kakek
dulu. Pakaian mereka sangat lucu. Mereka hidup di tahun 2100. Tapi jaman itu
bumi juga mulai gersang, kata kakek sudah jarang mereka temui sawah dan ladang.
Apalagi setelah tahun 2114, saat Anak Gunung Krakatau meletus hebat dan tak
lama Mr. Devilman menghancurkan Pulau Jawa. Banyak manusia jaman itu yang
meninggal, pohonbanyak yang terbakar musnah, Hingga seperti inilah kehidupan
kita sekarang “ Galang menjawabnya.
Smart
segera mendekatkan badanya ke arah mereka, karena tertarik dengan cerita
Galang dan ikut juga membaca buku
sejarah milik Bridgestone. “Kalau aku melihat di Internet tentang kehidupan
hewan hewn yang hidup bersama dengan manusia jaman abad ke 21. Woooow..aku
ingin membeli kuda, sapi. Dan dengan kucing akupun senang memeliharanya. Tapi
dimana kita temukan kucing ya, Galang !”.
Smart bersama sama dengan sahabat
Galang lainya kini asyik bercanda ria, seakan akan mereka bercengkerama dengan
hewan hewan piaraan manusia yang sudah tidak ada lagi di abad ke-25 itu.
Sementara itu hanya Rush yang dari tadi hanya diam dengan pandngan mata yang
sayu Sebenarnya sudah dari tadi kawanan anak anak setengah robot itu mengajak
Rush bermain, tetapi dia hanya menggelengkan kepalanya, yang separo tulang kepalanya
sudah diganti dengan logam.
Bahkan kini Rush telah roboh di
tanah dengan tubuh menggelepar dan tak sadarkan diri. Spontan mereka yang sedang
bercengkerama menjadi panik dan segera berusaha menolong Rush. Hanya Galanglah yang
kelihatan tenang menghadapi kejadian ini. Galang segera memeriksa bagian bagian penting dari
tubuh Rush, yang separo sudah berbentuk rangkaian elektronika, sehingga Rush
dapat dikatakan adalah manusia robot.
“Apa yang kamu lakukan Galang ?’
protes dari Mei Lan, yang mengkhawatirkan tindakan Galang.
3
“Aku coba memeriksa, barangkali ada jaringan robotnya yang tidak
bekerja. Sebagian organ organ tubuh Rush bekerja dengan sistim robot. Hanya
jantung, paru, ginjal yang masih asli organ manusia. Otaknya saja sudah separo
diganti dengan otak robot. Ini pasti ada bagian yang tidak bekerja “
“Galang !, segera saja kita
hubungi orang tua Rush. Agar mereka mengirim Rush ke rumah sakit!” seru Bridge.
“Kita bawa saja Rush ke rumah
sakit sekarang. Dia hanya punya bapak dan sekarang di Papua kerja di kantornya
Mr. DevilMan. Jadi dia tinggal di block sebelah sendirian. Hanya akulah satu
satunya teman Rush. Kasihan dia, he..tolong salah satu dari kalian panggil
airtaxi (mobil taksi yang bisa terbang, karena jaman itu mobil sudah tidak
berjalan di darat ) dan tentukan posisi kita”.
***
Rumah sakit pemulihan manusia
robot terletak di lereng Gunung Ungaran. Rumah sakit itu berdiri dengan
megahnya dan modern. Rumah sakit seperti ini hanya terdapat beberapa buah saja
di Pulau Jawa dan terletak hanya di kota kota besar yang sekarang dikuasai Mr.
DevilMan.
Rush kini sepenuhnya dibawah
pemeriksaan dan perawatan dokter robot
di rumah sakit Glory DevilMan. Sementara itu sudah beberapa jam lamanya Galang dan
teman temanya kini hanya menunggu keadaan Rush dengan harap harap cemas, meski
pada jaman itu, semua biaya taksi dan pengobatan di rumah sakit gratis untuk
semua masyarakat.
Tidak beberapa lama, terbukalah
pintu ruang perawatan robot tempat Rush di rawat dan keluarlah seorang dokter
ahli manusia robot, dengan perawakan bule tetapi ramah dan berniat mencari
keluarga Rush.
“Hai…robot robot kecil….siapa
diantara kalian yang tahu keluarga Rush. Saya butuh sekali ketemu dengan
bapaknya !” Tanya dokter itu sambil memandang manusia manusia kecil yang setengah
robot itu.
“Dia sudah tidak punya keluarga
lagi. Kata Rush bapaknya kerja di Papua, itu saja dia tidak tahu pasti
alamatnya. Selain itu,dia sudah tidak punya siapa siapa lagi “
“Oh…padahal aku butuh bantuan
keluarganya, karena ini menyangkut hidup matinya robot kecil yang malang ini”
“Tapi gimana lagi, dok?. Hanya
aku satu satunya teman dekatnya. Dokter ?, barangkali aku dan teman temanku
bisa menolong Rush, apa yang dapat kami lakukan dok ?”
“Tapi ini masalah cangkok organ
ginjal Rush yang semuanya sudah tak berfungsi, nak !. Saya harus ketemu
keluarganya, untuk mencarikan organ ginjal yang masih berfungsi baik dari
donator organ”
“Dokter, aku bersedia menyumbang
salah satu ginjalku, siapa lagi kalau bukan aku yang menolong Rush ?”
“Aku juga bersedia, dokter ?” Bridgestone tak mau kalah.
“Mei Lan, juga bersedia Dokter !”
“Aku juga mau” Smart segera maju tepat beberapa langkah di depan
dokter itu, yang klihatan hanya senyum senyum melihat ulah manusia manusia
setengah robot itu.
“Dokter, sekarang saja ginjal,
BraveMan diambil” Robot kecil BraveMan berteriak meminta dokter memenuhi
permintaanya.
4
“Anak anaku, sungguh persahabatan
kalian sangat baik sekali. Inilah yang sebenarnya dibutuhkan bagi kehidupan
manusia di jaman sekarang. Tapi sayangnya tidak semudah itu, kalian bisa
menyumbangkan organ ke anak lainnya. Maafkan aku ya anak anaku ?”
“Kami harus bagaimana dokter ?”
Tanya Galang.
“Yang pertama aku harus minta
ijin keluarga kalian dahulu”
“Kalau bapaku, tak mengijinkan
terus bagaimana, dokter ?” seru BraveMan.
“Ya kami tidak berani mengangkat
ginjal kamu?”
“Nasib saya seperti Rush, dokter
!. Saya sudah tidak punya siapa siapa lagi. Ibu saya pergi begitu saja tanpa
meninggalkan alamat. Sedangkan bapak saya menjadi tentara Mr DevilMan, entah
sekarang bertugas dimana. Semua anak anak robot yang berkumpul disini juga
nasibnya hampir sama dengan saya dan Rush. Jadi kami tidak bisa minta ijin
bapak atau ibu kami, dokter !. Maka tolonglah dokter, aku ingin menolong Rush
!” Galang berusaha menyakinkan dokter itu.
Sang dokter sesaat hanya terdiam
membisu, diapun menyadari mereka hidup di jaman penuh kekerasan dan peperangan
di mana mana. Namun diapun tidak memiliki wewenang untuk mengabulkan permintaan
mereka semua.
“Baiklah anak anaku, sementara
ini kami hanya bisa memeriksamu saja, siapa diantara kalian yang bisa
menyumbangkan ginjal pada Rush. Sebab masalah itu tidak segampang yang kalian
duga. Nanti kalau ada diantara kalian yang bisa memenuhi persyaratan, akan aku
ajuan permohonan ke kepala rumah sakit. Baiklah sekarang kalian bergiliran ikut
aku ke ruang periksa”
***
Semua anak setengah robot itu
tertunduk lesu, setelah dokter memilih BraveMan dan
Galang yang bisa menyumbang sebelah ginjalnya pada
Rush. Dalam hati mereka masih menyisakan kesedihan terhadap nasib Rush,
terlebih lebih ketidak mampuan mereka menolong nasib Rush. Namun rasa senang
kini mulai timbul dari hati mereka, setelah mereka memiliki harapan untuk
berkumpul Rush lagi di tengah mereka.
Dokterpun memutuskan bahwa kedua
ginjal Rush bisa diambilkan dari sebelah ginjal Galang dan sebelah lagi dari
BraveMan. Perasaan bangga dan kagum timbul dari sang dokter kini, yang melihat
kedua anak robot itu tidak sedikitpun memiliki rasa gentar menghadapi operasi
besar, serta kagum dengan persahabatan antar mereka. Masih adakah persahabat
seperti ini di lain masyarakat ?.
“Terimakasih ya Galang dan Brave
kalian telah menolong aku”. Seru Rush dengan linangan air mata dan peluik cium
dari semua teman temanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar