Jumat, 10 Februari 2012

Ayam Jago Yang Setia


Ibu memiliki dua belas  ekor ayam betina dan satu ekor ayam jantan yang tubuhnya cukup besar dan   biasa  dipanggil  Si Jago.  Semua ayam  ibu tadi dibuatkan kandang di belakang rumah, sehingga kalau malam mereka tidak tidur di sembarang tempat.
Pagi – pagi benar sebelum Ibu memasak untuk sarapan,  semua ayamnya diberi makanan  berupa nasi  dan sayur  sisa.     Meskipun makanan itu semuanya sisa tadi malam,  namun ayam –ayam tadi mau makan dengan lahapnya. Maka tidak mengherankan, bila semua ayamnya Ibu gemuk dan sehat.
Beberapa ayam betina sekarang  sudah mulai bertelur, sementara ayam betina  lainnya  sudah mulai mengerami telurnya. Perasaan Ibupun menjadi senang melihat ayam piaraanya bertelur dan mengerami.  Setiap  hari tak lupa Si  Jago selalu menjaga mereka, sehingga telur – telur yang ada di kandang tidak di makan tikus.
Namun Si Jago akan membiarkan saja bila Ibu mengambil salah satu telur mereka untuk digoreng.  Tetapi bila ada hewan lain yang mendekati kandang-kandang ayam betina Si Jagopun akan marah dan segera menerjang dan mematuknya.  Ibupun sangat sayang dengan ulah Si Jago ini.
Berbeda  jauh dengan Amran yang sama sekali tidak suka dengan ayam-ayam ini. Jangankan memberi makan,  dekat dengan ayam –ayam ini saja dia tidak mau, bahkan dia sering mengejar ayam ayam itu dan kadang kadang melempar dengan benda apa saja. Makanya semua ayamnya Ibu sangat ketakutan bila dekat dengan Amran.
Suatu hari saat Amran jalan kaki bersama teman – temannya pulang dari sekolah, dia bertemu dengan Ibu Siti pemilik warung  makan, yang tempatnya tidak jauh dari rumahnya.
”Amran,  coba kamu tanya ibumu, berapa harga telur ayam kampung. Bu Siti tiap hari butuh untuk dimasak. Nanti coba tanyakan, ya ”  pinta Bu Siti.
”Ya Bu, nanti segera aku tanyakan sama Ibu ,  Bu Siti butuh telur berapa ? ” jawab Amran.
”Sebanyak – banyaknya,  nanti aku tunggu kamu di warung , ya ! ” 
” Ya, bu ! “.

Menjumpai tawaran Bu Siti  tadi, timbulah niat jahat Amran untuk mencuri telur – telur ayam milik Ibunya.  Niat Amran bertambah kuat, setelah  rencana jahatnya itu didukung oleh teman karibnya,  yaitu  Leo dan Joko.  Maka tanpa pikir panjangpun Amran segera membulatkan tekadnya. Bahkan kini dia telah punya rencana,  setelah makan siang nanti dia akan berpura-pura belajar mengerjakan soal – soal di LKS.
Amran tahu betul setiap selesai dia makan siang, Ibunya langsung pergi tidur siang dan kadang kadang dia diajak Ibunya untuk bareng tidur siang. Namun kali ini dia beralasan tidak menemani tidur siang Ibunya,  karena banyak PR di LKS, yang harus dia dikerjakan.  Sementara itu sejak dia makan siang tadi, hingga kini beberapa kali sempat dia dengar kokok ayam betina  pertanda baru saja mereka bertelur.
Hati Amran bergembira tiada terkira, setelah dia mendapatkan 5 telur yang masih baru. Maka kini  tanpa menunggu waktu lagi,  dia bergegas menyerahkan telur itu pada Ibu Siti dan Amranpun menerima uang dari Ibu Siti sebesar lima  ribu rupiah dan kini diapun bergabung dengan Leo dan Joko  untuk main play – station di ruko depan sekolah mereka.
Demikian seterusnya hari demi hari ulah Amran tiada pernah berhenti, sampai suatu hari Ibunya kaget bukan kepalang.  Lantaran telur ayam – ayamnya diluar dugaan sekarang berkurang banyak.  Maka diapun  segera mengadukan Bapaknya Amran tentang  hilangnya telur – telur yang harusnya dierami oleh ayam mereka.  Bapaknya Amranpun segera meneliti hilangnya telur – telur tersebut.
Ini    mungkin  dimakan tikus apa  kucing, Bu ? ” jawab Bapaknya Amran setelah meneliti kandang ayam mereka.
” Tapi Si Jago kok diam Pak,  biasanya kalau ada tikus. Si Jago langsung berkokok ”
” Mungkin sudah, tapi Ibu yang nggak dengar ”
 Ya sudah,  makanya  kalau siang hari jangan sering tidur.  Nanti di atas kandang Bapak pasang lampu. Sehingga kalau malam tikus  tidak berani menyerang dan untuk kandangnya biar Bapak lapisi dengan anyaman kawat ”
Hari itu seharian Bapaknya Amran sibuk memperbaiki kandang ayam mereka sekaligus memasang lampu penerangan.  Kegiatan ini sudah barang tentu membuat hatI Amran dan kedua temanya bersedih.  Lantaran ketiganya hari ini tidak bisa bermain play – station.
Barangkali hanya perasaan ayam – ayam tersebut dan Si Jgo tentunya  yang merasa marah dengan ulah Amran.  Hanya saja mereka tidak mampu mengadukan kepada kita semua,  barangkali saja rasa marah dari ayam – ayam itu sudah memuncak, lantaran telur mereka sering di ambil Amran.  Merekapun akan membuat perhitungan bila  ulah si Amran dilakukan lagi.

Benar saja ternyata rencana mereka tidak hanya omong kosong belaka. Kala Amran sudah mengantongi 5 buah telur di saku bajunya, semua ayam betina kontan bersamaan berkokok sekeras – kerasnya. Hal ini tentu saja membuat Amran kaget bukan kepalang. Ditambah lagi tanpa diduga sebelumnya Si Jago langsung ,menerjang dia dengan cara melompat ke arah muka Amran sambil mencakar wajahnya.
Serangan Si  Jago ini akhirnya membuat Amran terjatuh karena  kehilangan keseimbangannya dan mengakibatkan telur – telur yang ada di kantongnya pecah membasahi bajunya.  Sudah barang tentu kegaduhan ini membuat Ibunya  Amran terbangun dari tidur siangnya dan  menjadi kaget melihat Amran menangis dan berdarah di pipinya.  Perasaan Ibunya menjadi bertambah kaget ketika melihat bajunya Amran dibasahi telur yang pecah.
” Oh jadi kamu Amran !, yang mengambil telur.  Perbuatanmu itu tidak baik, Anaku ! ” Seru Ibunya sambil menerik telinga Amran
 ” Ampun Bu,   betul Bu, Amran yang ambil ”
 ”Baik, nanti Ibu adukan perbuatanmu pada Bapakmu, biar nanti Bapak yang menghukum kamu ” ancaman Ibunya itu membuat Amran  takut setengah mati.
 ” Jangan Bu, Amran kapok, betul Bu ”
”Kalau kamu takut sama Bapak kamu, Ibu ingin kamu berjanji di depan Ibu tidak akan mengulangi perbuatanmu ! ”
Amranpun berjanji di depan Ibunya  tidak akan berbuat jahat lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar