Tampilkan postingan dengan label PUISI UNTUK KAWANKU. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label PUISI UNTUK KAWANKU. Tampilkan semua postingan

Rabu, 13 Juni 2012

aku rindu mama

Puisi anak

mama ke Jojga bersama teman kantornya
aku dan bapak di rumah
aku sedih, ingin sekali mama pulang
membawa kue dari Jogja yang ku suka

hingga larut malam mama belum pulang
aku tambah bersedih..
mama sedang apa di sana
apa mama ingat aku di rumah

bapak, cepatlah menjemput mama
aku rindu…

(Semarang 10 Januari 2011)

Senin, 05 Maret 2012

Bulan di Atas Adalah Senyum Emak


PUSI ANAK

bila malam aku lelah dalam tidurku, Emak !
aku buka jendela kamarku, hingga angin malam tersenyum
dalam dingin aku hangatkan hati dengan keemasan sinar bulan
wajah bulan  adalah emak dalam senyum
bintang adalah nasehat dan rinduku
emak  nantikan pagi hari
agar aku  bisa memelukmu

(Semarang,  7 Maret 2012)

Rabu, 29 Februari 2012

Nyanyian Rindu untuk Emak


PUISI ANAK

Emak,  seutas rindu ini hanya untuk emak
tak perduli ladang kita mengering
sawah yang merana kerontang
asal emak mau tersenyum....wajah seterang  matahari
sehalus sinar rembulan
yang menghangati bilik bambu kita
mana sarapan untuku, emak ?
singkong rebus dengan gula aren dan
panganan dari nasi ketan

Emak, aku lelah dengan nyanyi rindu ini
yang terus menyelinap di tengah tidurku
emak !, telah aku teriaki bukit-bukit asri
yang menyelingkungi desa terpencil kita
namun mereka hanya terdiam membisu
kemana lagi aku akan menangis
bila hanya untuk rinduku
yang memburu hari-hariku

(Semarang, 29 Februari 2012)




Kamis, 16 Februari 2012

Mama Berikan Aku Puisi Untuk Dongengku

mama, ceritakan  saat mama kecil
tentang negeri dongeng dibentangi sawah ladang
berbaris rapi padi menguning, tiupan angin kemarau
menerbangkan layang-layang  membumbung ke batas langit
tak ada kawanan elang mengoyaknya

ceritakan juga tentang kaki mama yang menghitam
diterkam snar matahari  menyelipkan ceria
berlarian sepanjang penjuru tanah lapang
mengejar secercah tawa....sendau gurau
tak ada pandang mata kebencian

mama aku ingin berada di tengahnya
kala anak desa  menyisir tiap bulu kerbau di kali
tidak ada udara pengah dan gerutu abang becak
tak ada jalan aspal berlobang  sedalamkubangan kerbau

di negeri mama
angin membawa wangi bunga, untuk anak desa
berlarian meniti pelangi senja warnan warni
aku akan memilih semua warna;
akan aku semaikan di kantong bauku
tempat aku menyimpan premen~untuk peduli temanku

mengapa di kotaku semua menajamkan sorot mata
dengan lengan kokoh bagai baja tak  bernadi iba dan peduli
aku muak mama
aku  hentikan semua prosa tentang angin gunung
yang penuh derai tawa
di malam yang  telah melarut ini
dongengkan aku bait terakhir puisi tentang negeri para dewa

(Semarang, 17 Februari 2012)

Senin, 13 Februari 2012

Kado Sayang dari Mama

Mama, bukan ini aku harapkan
untuk mama, bulan dan matahari
adalah hari aku belajar dan bersekolah
dengan seutas tali kasih berenda  peluk dan cium

mamaku, kado ini di ultahku
aku simpan dalam lemari hatiku
biarkan menjadi saksi
aku adalah mama
dalam hangatnya hari hari

(Semarang, 14 Februari 2012)


Jumat, 10 Februari 2012

Terompet Tahun Baru


Ayah memberiku terompet
Berbugkus kertas warna biru, berumbai kertas kuning
Kutiup, berbunyi melengking
Menyalak malam tahun baru
Di  atas sana, gemerlap kembang api
Nyala bintang dan rembulan menepi

Aku tersenyum lepas
Ibupun menorehkan wajah berseri
Ayah menggandeng tanganku
Bersama mengaja ke tanah lapang
Malam tahun baru terasa benderang

Hati akupun benderang cemerlang
Karena besok sudah berganti tahun
Aku bertambah dewasa
Bapak Ibu aku sayang ......

Selamat Pagi Emak !


Mama, biarkan aku bercerita.....
Sambil melahap singkong rebus yang mama berikan
Di awal pagi bergerimis
Setelah semalam aku becanda
dengan teman-temanku
melalui facebooku
Aku ceria, hingga tak terasa malam
semakin larut.

Mereka semua mengucapkan
Selamat tahun baru
Padahal di sawah ladang bapak
Tidak mengenal tahun baru
Singkong, padi dan palawija miik Bapak
Terus tumbuh sepanjang waktu

Aku ucapkan saja
Semoga kita sehat
(Desember, 25 Desember 2011).
 
Mimpiku

Bapak membelikanku mobil sport merah jambu
Mampu menderu di jalan-jalan Kota Semarang
Aku tertawa sepanjang hari
Mama tidak menyuruhku pergi ke ladang
Aku meneguk es kelapa muda di rumah makan
besar,  di etalase kaca dipampang sejuta menu makanan
Tapi, tidak ada menu daun singkong dan sambal kacang

Tapi aku tetap tertawa
Mama disampingku mengelus pipiku
“Anaku sayang !, bangunlah hari sudah siang, pergilah
ke  sawah membantu Bapak !”
(Desember, 25 Desember 2011)

Aku Anak Singkong Rebus


Kala basah mata emak,
Aku jadi sedih, bukankah singkong rebus
untuk makan malam kita telah siap di meja
tersedu juga teh gunung yang tawar tapi hangat
Biarkan Bapak di rantau...bertanam nafas
Dalam buaian hidup, berkalang sumpah serapah

Emak, jangan berkubang air mata
Biar dinding perutku ini, terus memburuku
Dengan “gulai” kasih emak sehalus sutra
Akupun terus panjatkan do’a.
Agar gubug bambu tempat kita merebahkan
badan, terus menyanyi lagu ceria

Aku anak ubi rebus, hanya halaman rumah
Yang tinggal sejengkal yang dapat menyongsong
aku yang terbiasa tanpa alas kaki,
akrab dengan kebon dan palawija

Bapak, esokpun akan aku jemput
Pulang dari kota
Untuk menyemai padi hidup aku***

Hamdi Beffananda Aji